Artequick, obat baru antimalaria dan generasi keempat terapi campuran yang berdasarkan Artemisinin yang dikembangkan di China, diperkenalkan di Lagos, Nigeria, Kamis (4/8).
Hal itu dilakukan guna menangani penyebaran penyakit itu di negara paling padat di Afrika tersebut.
Obat itu, yang dikembangkan oleh Guangzhou University of Chinese Medicine, lebih efisien, tak terlalu beracun dan lebih bersahabat pada pasien dibandingkan obat tradisional antimalaria, demikian laporan Xinhua.
Lebih dari 95 persen parasit dibunuh dalam waktu 24 jam setelah seseorang menggunakan Artequick, kata seorang profesor medis dari universitas tersebut, Song Jianping .
Obat itu telah mengurangi prevalensi malaria di Pulau Moheli di Kepulauan Komoro di Afrika timur jadi kurang dari dua persen dari 23 persen sejak proyek pengendalian malaria dilancarkan oleh universitas tersebut pada 2007.
Malaria merenggut lebih dari satu juta jiwa setiap tahun di seluruh dunia, terutama anak-anak Afrika yang berusia di bawah lima tahun, kata Organisasi Kesehatan Dunia.
(Ant/OL-9)
cp: Yuka Yanuari
072210101031
Farmasi UJ
Langganan:
Postingan (Atom)